RSS

Tidak Sebabkan Autis, Vaksin MMR Masih Dipermasalahkan

Tidak Sebabkan Autis, Vaksin MMR Masih Dipermasalahkan

Email Cetak PDF

Putro Agus Harnowo – detikHealth
Jakarta,
 Mitos mengenai vaksin MMR (campak, gondongan dan rubela) yang menyebabkan autis memang terbukti tidak benar. Kebohongan ini pertama kali dikemukakan oleh Andrew Wakefield pada konferensi pers tahun 1998. Makalah penelitian yang ditulis Wakefield itu sendiri sebenarnya hanya menyerukan untuk memboikot vaksin MMR.

Wakefield pernah menyarankan bahwa vaksin tersebut seharusnya dipecah menjadi komponen yang terpisah dan diberikan dengan jarak rentang tahunan. Namun kemudian diketahui bahwa Wakefield punya motif terselubung, ia memiliki hak paten atas vaksin campak tunggal dan dibayar oleh pengacara yang bekerja menangani kasus melawan produsen MMR.

Penyelidikan lebih lanjut diterbitkan tahun 2011 ini dalam British Medical Journal mengungkapkan bahwa tindakan Wakefield telah menyebabkan kerusakan fatal. Penurunan tingkat vaksinasi MMR menyebabkan wabah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah ini menjadi tak terelakkan.

Setelah 13 tahun makalah Wakefield diterbitkan, penelitian terbaru membuktikan bahwa MMR tidak terkait dengan autisme. Salah satu penelitian terbesar datang dari Denmark dan mencakup semua anak yang lahir dari bulan Januari 1991 hingga bulan Desember 1998.

Penelitian ini diikuti oleh 537.303 anak, sebanyak 82% di antaranya telah mendapat vaksinasi MMR. Hasilnya, tidak ditemukan hubungan antara vaksinasi dan gangguan autis.

Bukti yang lebih banyak berasal dari Jepang yang berhenti menggunakan vaksin MMR pada tahun 1993 karena keprihatinan keselamatan formulasinya. Penelitian yang melibatkan lebih dari 30.000 anak-anak menemukan bahwa kasus autisme tetap meningkat bahkan setelah vaksin MMR ditarik dan digantikan dengan vaksin tunggal. Pengamatan ini memberikan bukti kuat bahwa vaksin MMR tidak ada kaitannya dengan autisme.

United States Institute of Medicine baru saja menyelesaikan kajian mendalam atas beberapa literatur ilmiah pada Agustus 2011 dan menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin MMR dan autisme.

Pengadilan Klaim Federal AS yang didirikan pada tahun 1988 menegaskan bahwa tidak ada kesalahan sistem atas klaim pengajuan tuntutan hukum terhadap vaksin. Pada tahun 2007, pengadilan mulai mendengar hampir 5.000 tuntutan hukum yang mencoba menunjukkan bahwa MMR berperan penting sebagai penyebab autisme.

Kelompok ini mengajukan tiga kasus sebagai pertimbangan pengadilan dan keputusan kemudian dijatuhkan pada tahun 2010.

“Mempertimbangkan semua bukti, saya menemukan bahwa para pemohon telah gagal untuk menunjukkan bahwa vaksin MMR berkontribusi menyebabkan autisme ataupun disfungsi pencernaan,” tegas Hakim Hasting yang memimpin pengadilan seperti dikutip dari The Conversation, Selasa (11/10/2011).

“Teori-teori yang diajukan para pemohon mengenai sebab akibat vaksin tidak didukung secara ilmiah,” kata Patricia Campbell-Smith, pakar hukum yang menangani salah satu kasus tersebut.

Mitos bahwa vaksin MMR adalah penyebab autis telah benar-benar tidak dapat dibenarkan. Ilmu pengetahuan masih belum tahu persis apa yang menyebabkan autisme, namun para peneliti tetap terus mencari.

 

Leave a comment